SURABAYA (dobraknews.com) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor kontraktor PT Tata Bumi Raya (TBR), rabu (19/10/2016) Pukul 11.00 Wib. Dua kardus yang diduga berisi dokumen diamankan. Penggeledahan kantor di Jl Pandigiling 223 Surabaya erat hubungannya dengan kasus dugaan korupsi Wali Kota Madiun.
"Ya. Tim KPK memang datang ke Surabaya dan menggeledah kantor PT TBR. Penggeledahan itu sebagai tindaklanjut penyidikan kasus dugaan karupsi Wali Kota Madiun," jelas Humas KPK Yuyuk Andriati saat dikonfirmasi melalui pesan pendek di Whatsapp (WA)-nya, Rabu (19/10/2016).
Yayuk mengungkapkan, selain PT TBR, ada dua institusi lagi yang digeledah dari lanjutan pengembangan kasus dugaan korupsi Madiun, berlokasi di Surabaya yaitu CV Profil Emas (konsultan perencana) serta rumah mantan Kepala Cabang (Kacab) PT LRR.
"Dari dua lokasi pertama, PT TBR dan CV Profil Emas berhasil disita barang bukti berupa dokumen serta barang elektronik. Untuk di rumah mantan Kacab PT LRR tidak ditemukan barang bukti terkait perkara korupsi itu. Penggeledahan sendiri berlangsung sejak pukul 11.00 hingga 16.00 Wib," tutur Yuyuk.
Sebelumnya, tersiar informasi kedatangan tim lembaga anti rasuah yang menggeledah PT TBR yang bergerak dibidang jasa konstruksi itu dilakukan sekitar pukul 11.00 Wib. Sayangnya, aksi penggeledahan di kantor milik Jamhadi yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya tersebut tidak berhasil dijumpai wartawan yang baru mendapat kabar penggeledahan sekitar pukul 16.00 Wib.
"Memang benar, sekitar pukul 13.00 Wib, ada 10 orang yang masuk ke kantor, dan keluar dengan membawa dua kardus. Tapi saya nggak tahu isinya apa, dan terkait masalah apa mereka kesini (PT TBR, red)," aku Mudhor, petugas penjaga kantor bertingkat tersebut.
Katanya, seluruh anggota KPK dikawal dua Polisi berseragam lengkap dengan membawa dua senjata laras panjang. Setelah berhasil menggeledah dengan bawaan kardus yang diduga barang bukti tersebut, tim KPK langsung menaiki mobil Kijang Innova. "Mereka (KPK, red) langsung bergegas pergi, hanya menanyakan, apa bagian kami di kantor ini. Itu saja," ungkapnya.
Mudhor juga mengaku, tidak mengetahui persis, pemilik kantor yang bergerak di jasa dan konstruksi tersebut digeledah KPK. Namun, kata Mudhor, saat penggeledahan berlangsung, sebagian besar karyawan masih ada di dalam kantor. "Tapi, coba tanyakan langsung ke Bapak (Jamhadi, red) untuk lebih jelasnya," pinta Mudhor. (sa/mar)
"Ya. Tim KPK memang datang ke Surabaya dan menggeledah kantor PT TBR. Penggeledahan itu sebagai tindaklanjut penyidikan kasus dugaan karupsi Wali Kota Madiun," jelas Humas KPK Yuyuk Andriati saat dikonfirmasi melalui pesan pendek di Whatsapp (WA)-nya, Rabu (19/10/2016).
Yayuk mengungkapkan, selain PT TBR, ada dua institusi lagi yang digeledah dari lanjutan pengembangan kasus dugaan korupsi Madiun, berlokasi di Surabaya yaitu CV Profil Emas (konsultan perencana) serta rumah mantan Kepala Cabang (Kacab) PT LRR.
"Dari dua lokasi pertama, PT TBR dan CV Profil Emas berhasil disita barang bukti berupa dokumen serta barang elektronik. Untuk di rumah mantan Kacab PT LRR tidak ditemukan barang bukti terkait perkara korupsi itu. Penggeledahan sendiri berlangsung sejak pukul 11.00 hingga 16.00 Wib," tutur Yuyuk.
Sebelumnya, tersiar informasi kedatangan tim lembaga anti rasuah yang menggeledah PT TBR yang bergerak dibidang jasa konstruksi itu dilakukan sekitar pukul 11.00 Wib. Sayangnya, aksi penggeledahan di kantor milik Jamhadi yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya tersebut tidak berhasil dijumpai wartawan yang baru mendapat kabar penggeledahan sekitar pukul 16.00 Wib.
"Memang benar, sekitar pukul 13.00 Wib, ada 10 orang yang masuk ke kantor, dan keluar dengan membawa dua kardus. Tapi saya nggak tahu isinya apa, dan terkait masalah apa mereka kesini (PT TBR, red)," aku Mudhor, petugas penjaga kantor bertingkat tersebut.
Katanya, seluruh anggota KPK dikawal dua Polisi berseragam lengkap dengan membawa dua senjata laras panjang. Setelah berhasil menggeledah dengan bawaan kardus yang diduga barang bukti tersebut, tim KPK langsung menaiki mobil Kijang Innova. "Mereka (KPK, red) langsung bergegas pergi, hanya menanyakan, apa bagian kami di kantor ini. Itu saja," ungkapnya.
Mudhor juga mengaku, tidak mengetahui persis, pemilik kantor yang bergerak di jasa dan konstruksi tersebut digeledah KPK. Namun, kata Mudhor, saat penggeledahan berlangsung, sebagian besar karyawan masih ada di dalam kantor. "Tapi, coba tanyakan langsung ke Bapak (Jamhadi, red) untuk lebih jelasnya," pinta Mudhor. (sa/mar)