
Disebutkan ada delapan Satuan SAR Laut yang dikerahkan untuk melakukan pencarian di delapan area di wilayah perairan Selat Bali dari utara hingga selatan.
Sejumlah Alut SAR laut yang digunakan, yaitu KRI Tongkol 517, KRI Teluk Ende 813, KN SAR 249 Permadi, KN SAR Arjuna, KNP Grantin, RIB 03 dan RBB Pos SAR Banyuwangi, serta RIB 01 Pos SAR Jembrana.
Untuk Satuan SAR Laut (SRU) udara dikomandoi pleh Kepala Kantor SAR Surabaya. Adapun Alut udara yang digunakan, yaitu 1 unit helikopter BASARNAS Dauphin HR 3606, 1 unit helikopter milik Bali Air, serta 1 pesawat CN 235 dari Baharkam Polri. " Selain itu, pencarian udara juga dilakukan dengan menggunakan drone,”.
Tim SAR gabungan juga mengerahkan puluhan personel gabungan untuk memantau kawasan pesisir Selat Bali dari sisi Ketapang maupun dari sisi Gilimanuk.
“Pemantauan darat ini melibatkan sejumlah unsur SAR yang terlibat serta dibantu oleh masyarakat dan nelayan sekitar,” jelasnya. BASARNAS turut menyiagakan tim penyelam dari BASARNAS Special Group (BSG) dan potensi SAR berkemampuan Dive Rescue yang sudah bersiaga di Ketapang.
“Apabila cuaca memungkinkan dan sewaktu-waktu dibutuhkan, SRU penyelam akan dikerahkan untuk melakukan upaya pencarian,” ungkapnya.
Operasi pencarian hari kedua, sebanyak 35 orang korban sudah dievakuasi tim SAR gabungan. Rinciannya 29 orang selamat dan enam orang ditemukan meninggal. Korban dalam data yang belum ditemukan 30 orang
Sampai sejauh ini, tim SAR belum berhasil menemukan puing puing kapal yang tenggelam. Bahkan pencarian 30 sisa korban yang belum ditemukan belum ditemukan. Namun tim SAR Terus melakukan pencarian kapal dan korban.
KNKT belum bisa memastikan penyebab kapal tenggelam. Namun KNKT berencana mengumpulkan berbagai data dan termasuk video yang beredar guna penelitian guna mengetahui faktor penyebab kapal tenggelam.
Informasi penyebab kapal tenggelam belum jelas, Sementara BMKG sempat merilis di TV nasional, pasca peristiwa kapal tenggelam, bahwa cuaca pada peristiwa kapal tenggelam lokasi titik cuaca disebut aman. Lantas apa penyebab kapal tenggelam?.
Peristiwa tenggelamnya KMP. Kapal Tunu Pratama Jaya, tentu bisa karena banyak faktor diduga tidak menutup, kemungkinan ada beberapa dugaan penyebab yakni,;
Dugaan Muatan Berlebih (Overload). Penumpang atau kendaraan di atas batas kapasitas dan bisa terjadi karena tidak mengikuti manifest dan pembatasan berat yang ditentukan.
Dugaan kerusakan teknis pada Kapal; misalnya Kebocoran lambung kapal atau Mesin mati saat di tengah laut.Sistem kendali dan keseimbangan terganggu.
Dugaan Kesalahan Penataan Muatan; Distribusi kendaraan atau barang tidak seimbang. Muatan berat ditaruh di atas tanpa pengikat yang kuat, bisa menyebabkan kapal miring dan terbalik.
Dugaan kurangnya pengawasan dari otoritas pelabuhan sebelum keberangkatan (misalnya, tidak ada inspeksi kelaikan laut). SPB (Surat Persetujuan Berlayar) dikeluarkan tanpa verifikasi yang ketat. (Tim)