SURABAYA (dobraknews.com) Setelah disosialisasikan beberapa bulan lalu , pengelolaan jembatan timbang di Jawa Timur menjadi wewenag pusat dengan pengelolaan dibawah Dinas Perhubungan Provinsi, Sesuai dengan amanat UU 23 tahun 2014.

Isa Anshori, mengatakan, ada beberapa pengelolaan yang diserahkan kepusat antara lain, Jembatan Timbang, terminal tipe B dan tipe A. Pengalihan hak pengelolaan dimaksudkan untuk mengatur tata kelola manajemen secara trasnparan dan proporsional, ungkap Kepala Bidang Pengendalian Operasi Dishub Jatim.
Menurut Isa Ansori, Jawa Timur tercatat sebagai pengelola jembatan timbang terbaik di Indonesia dan berbasis IT. "Harapannya, setelah dikelola pusat maka penindakan bisa sinergis. Angkutan barang yang overload sudah bisa ditindak dari awal," kata Isa pada Radio Suara Surabaya. Ada 20 unit jembatan timbang dan hanya tinggal 4 jembatan timbang yang masih belum dikelola pusat yakni Jembatan Timbang Widodaren, Widang, Rejoso, dan Sedarum.Tentu jika tidak segera diambilalih keseluruhan, pengawasannya akan kurang, tambak Isa Ansori.
Dishub Jatim sudah punya program operasi tertib, dalam setahun melakukan 450 kegiatan penertiban yang bekerjasama dengan Polri dan pengadilan. Ada banyak kasus, bukan hanya overload.
Dengan Kunjungan Menteri Perhubungan Jumat (3/2/2017), dalam rangka meresmikan Terminal Ponorogo, sekaligus pengukuhan seluruh petugas terminal. Dishub Jatim berharap, Jembatan Timbang segera diserahkan dan dioperasikan karena sejak 1 Januari sudah tidak beroperasi. (SUS/MTIN)