SELAYAR [DOBRAKNEWS.COM] Legenda keberadaan
kerajaan-kerajaan kecil di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan,
ternyata bukanlah sekedar isapan jempol. Terbukti, masih sangat banyak ditemukan
benda-benda peninggalan cagar budaya masa lampau yang oleh masyarakat lokal
diyakini sebagai bahagian yang tak terpisahkan dari fakta sejarah kedikjayaan
kerajaan-kerajaan kecil di daratan Bumi Tanadoang, pada era masa lalu.
Dari beberapa literatur
dan catatan sejarah yang ada, benda-benda peninggalan berupa pernak-pernik
perlengkapan kerajaan berbahan dasar kuningan di Kabupaten Kepulauan Selayar menyimbolkan
status dan derajat keturunan pemilik barang pusaka bersangkutan.
Pemilik barang-barang
pusaka sejening talang (baki kuningan) dan perlengkapannya, bahkan banyak disebut-sebut
sebagai anak ataupun keturunan garis kerajaan-kerajaan kecil di Kabupaten
Kepulauan Selayar yang diperkirakan mulai tumbuh dan berkembang pada kisaran
Abad ke 13 atau yang lebih tepatnya, pada masa pemerintahan Majapahit, sebagaimana
ungkapan catatan sejarah buku Kartagama Pupuh XIV.
Kitab Kartagama karya
Mpu Prapanca, telah secara jelas menyebutkan, nama Selayar sebagai sebuah
bahagian tak terpisahkan dari wilayah kekuasaan Majapahit dan kemudian disusul oleh
penyebutan status kedudukan Selayar pada Abad ke 17 yang pada masa itu, masih berada
dibawah kekuasaan kerajaan Gowa.
Benda-benda peninggalan
berbahan dasar kuningan di Kabupaten Kepulauan Selayar, konon hanya dapat
dijumpai di rumah kediaman seorang “OPU” sebutan, bagi mantan penguasa wilayah
di zaman kolonial Belanda.
Keberadaan benda
peninggalan, berupa perbak-pernik perlengkapan kerajaan berbahan dasar kuningan
di rumah kediaman Muh Yusuf Djongke di ruas Jl. Kenari No. 18 Benteng, Kabupaten
Kepulauan Selayar, menjadi salah satu bukti nyata, betapa daerah di semenanjung
Provinsi Sulsel tersebut memiliki keanekaragaman khasanah budaya dan sejarah terpendam
yang menarik guna dijadikan sebagai bahan penelitian untuk mengungkap asal-muasal
dan sejarah keberadaan Kerajaan-kerajaan kecil di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Lebih jauh, status
keberadaan benda-benda bersejarah di Kabupaten Kepulauan Selayar, telah hadir
menyempurnakan posisi daerah berjuluk Bumi Tanadoang tersebut sebagai daerah
tujuan wisata terpadu bagi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara dan
para peneliti sejarah dari seluruh belahan dunia. (fadly syarif)